Kamis, 26 November 2009

Polri "Tabung" Satu Kasus KPK

Kamis, 5 November 2009 | 23:47 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengungkapkan sinyal masih ada kasus lebih besar di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibandingkan kasus yang tengah menjerat dua pimpinan nonaktif KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Hal itu diungkapkan Kapolri dalam rapat kerja dengan Komisi III di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/11) malam. Kapolri menyebutnya sebagai "kasus lain yang lebih besar".



"Ada hal yang lebih ironis lagi. Tapi kami tidak akan membuka disini. Sebenarnya, ada kasus lain yang lebih dari ini. Ada kasus penyimpangan yang terjadi disana yang lebih dari yang sekarang," ujar Kapolri.



Akan tetapi, Kapolri menyatakan tak akan melaporkan kasus tersebut saat ini. "Tengah kami proses lebih lanjut," sambungnya.



Dalam kesempatan ini Kapolri juga memaparkan bahwa pihaknya sudah mengantongi bukti kuat aliran dana terkait kasus yang menjerat dua pimpinan nonaktif KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Sejumlah inisial pun dibeberkan Kapolri. Inisial J menerima Rp1 miliar, Mr. X Rp 250 juta, CH Rp1 miliar dan penyidik Rp 400 juta. Aliran dana ini diduga terkait kasus pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu dengan tersangka Anggoro Widjojo.



"Ini dana yang mengalir. Kami punya bukti mobil-mobil mereka di Hotel Bellagio dan Pasar Festival untuk penyerahan uang. Tanggal jelas. Semuanya menggunakan mobil dinas KPK. Mobil dinas CH jelas, tanggal masuk, dan hubungan telepon jelas ada puluhan sampai ratusan kali. Semua lengkap," kata Kapolri.



Seluruh bukti tersebut, akan dibuka pada persidangan kasus.



Selain itu, Kapolri juga mengungkapkan, pihaknya mengendus adanya aliran dana Rp17,6 miliar di salah satu departemen. "Tetapi karena ada kedekatan dengan 1 pimpinan KPK. Tapi ini tidak diselidiki sama sekali. Kenapa Anggoro yang hanya pemegang saham (PT Masaro) dicekal?," ujarnya.



Akan tetapi, menurut Polri, Direktur Utama PT Masaro, Putra Nevo, tidak dicekal. "Dugaannya, MK yang dekat dengan salah satu pimpinan KPK juga punya kedekatan dengan Putra Nevo," kata Kapolri.
Sent from Indosat BlackBerry powered by


Editor: ksp
http://m.kompas.com di mana saja melalui ponsel, Blackberry, iPhone, atau Windows Mobile Phone Anda
2
0
Nilai 5 A A A
Ada 15 Komentar Untuk Artikel Ini. Posting komentar Anda
@aak @ Sabtu, 7 November 2009 | 11:54 WIB
KPK bukan malaikan yang tidak bisa salah, kita sudah mengkristal bahwa polri itu salah, kita sebagai rakyat jangan membuat opini yang menyebelahi pihak yang juga belum tentu benar, untuk itu pembuktian di pengadilanlah yang kita tunggu.
ilham @ Jumat, 6 November 2009 | 20:33 WIB
dari pernyataan kapolri semakin jelas bahwa polisi berusaha menkriminalkan KPK. Kasus yang belum sempat diurus dikatakan tidak ditangani, strategi yang belum dijalankan menunggu saat yang tepat dibilang membiarkan. Apakah polisi tak ada kerjaan lain selain ngurusi kerjaan ornag lain. Urus perut sendiri, banyak di dalam polri yang korup. !!! Hidup KPK, bagaimana pun KPK jauh lebih baik.
tiarap @ Jumat, 6 November 2009 | 13:22 WIB
Mending tiarap dulu aja pak, daripada mebela-belain orang lain yang sudah terang benderang menjadi selebritis. Salah-salah, bisa ikut jadi selebritis nanti.
ian @ Jumat, 6 November 2009 | 11:52 WIB
Masyaallah...jd bingung dengernya..siapa yg bener.Smg Alloh cpt memperlihatkan mana yg benar dan indonesiaku bangkit yg memiliki pemerintah,pejabat n penegak hukum yg jujur n bersih dr KKN....amin
siapa @ Jumat, 6 November 2009 | 11:33 WIB
mulai saling ancam nih, yang jelas oleh kpk sudah ada hasilnya anggota dpr dibui, pejabat2 dibui yg korusi gedelah, sementra yang lain masih kongkalikong alias banyak diamankan. kalu memang polri punya bukti langsung aza tangkap, jangan diulur2 ntar jadi menguap......bapa....bapa
123
Posting komentar anda
Nama
Email
Komentar
Security Code
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.

* Berita Terkini
* Terpopuler

* Pekan Depan, Satgas Pemberantasan Mafia Hu...
* Pameran Permata di Bali Kumpulkan Sumbanga...
* Anggota Komisi III DPR Siapkan Mosi Tidak ...
* KPK Selidiki Kasus Anggodo
* LPS: Tak Satu Sen Pun Dana Century Masuk P...
* Cides Desak Sri Mulyani Dinonaktifkan, Boe...
* Tangan Antasari Dicium Mantan Ajudan
* Ary Muladi Minta Penyidikan Kasusnya Dihen...
* Demo atau Enggak, Mari Bergerak
* Kata Mahasiswa Unas soal Kasus Century...

* Presiden Tak Keberatan Pencopotan Susno Du...
* "Pak JK Cepat Pulaaangg, Negara Sedan...
* Incar Ketua Pansus, Partai Demokrat Salahi...
* Hari ini Chandra dan Barang Bukti Dilimpah...
* Effendi Gazali, Partai Demokrat, dan Ronal...
* Giliran Berkas Bibit Dinyatakan P21
* Dubes AS: Investor Amerika Khawatir dengan...
* Diserahkan 78 Barang Bukti untuk Kasus Cha...
* Keluarkan Kebijakan "Bail Out", ...
* Chandra Dibawa ke Kejari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar